Hoteldanwisata.com – Gunung ini memiliki fenomena alam yang unik, berupa kawah yang terletak di puncaknya atau lebih dikenal dengan nama Kawah Ijen serta memiliki Api Biru.
Gunung Ijen merupakan bagian dari cagar alam wisata Ijen, gunung ini adalah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia tepatnya di wilayah Kecamatan Licin Kab.
Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Kab. Bondowoso. Gunung Ijen terletak berdampingan dengan Gunung Merapi serta memiliki ketinggian 2.443 meter dari permukaan laut.
Kawah Ijen
Kawah Ijen merupakan danau kawah yang memiliki kedalaman danau mencapai 200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 Hektar. Danau tersebut bersifat asam dan merupakan danau yang bersifat asam terbesar di dunia.
Kandungan asam (pH) pada kawah danau ini mendekati titik nol dengan suhu mencapai 200 derajat Celcius yang berarti air kawah cukup untuk meleburkan tubuh manusia dalam waktu singkat.
Namun asalkan Anda berada dalam jarak yang aman, kawah danau tersebut cukup aman tetapi karena memiliki kandungan Belerang yang sangat tinggi, maka Anda harus memakai masker untuk kenyamanan pernapasan Anda.

Dari puncak Gunung Ijen, Anda dapat melihat keindahan kawah yang berwarna hijau kebiruan yang memantulkan sinar matahari berwarna kuning keemasan dan dinding batuan belerang yang berwarna kekuningan ditambah hamparan pohon Manisrejo di sekitar lereng kawah yang semakin melengkapi keindahan panorama di puncak Gunung Ijen.
Namun, Anda harus membekali diri Anda dengan pakaian dan jaket tebal yang hangat, karena suhu di puncak gunung ini mencapai 10 sampai 2 derajat celcius.
Api Biru (Blue Fire)
Selain itu, Anda dapat menikmati fenomena alam menarik lainnya yang sangat disayangkan untuk dilewatkan, yaitu fenomena Api Biru atau Blue Fire. Fenomena Api Biru ini muncul ditengah-tengah penambangan Sulfur dan hanya dapat dilihat pada dini hari sekitar pukul 02.00 hingga 04.00 WIB.
Di dunia ini, hanya ada 2 tempat yang memiliki fenomena Api Biru ini, yaitu di Islandia dan tentu saja di Kawah Ijen, Indonesia.

Namun beberapa peneliti mengungkapkan bahwa Api Biru tersebut bukanlah Lava atau Api yang muncul dari bumi, melainkan pembakaran Gas Belerang yang bertemu atau kontak dengan udara pada suhu diatas 360 derajat celcius. Hal ini menyebabkan, fenomena ini hanya terlihat ketika malam hari/sebelum matahari terbit tiba. Setelah matahari terbit, sumber api yang berupa sulfur atau belerang ini berubah warna menjadi kuning atau oranye.
Sulfur atau belerang yang mengering tersebut kemudian menjadi bahan tambang warga setempat. Proses penambangan di sini masih sangat sederhana, penambang akan turun mendekati kawah dan memecah batangan-batangan belerang yang mengering tersebut dengan linggis kemudian diangkut menggunakan keranjang yang dipikul.
Berat beban belerang yang dipikul tersebut mencapai 80-100 kg yang harus mereka bawa dengan berjalan kaki sejauh 3 km ke tempat pengumpulan belerang melewati tanjakan dan turunan. Oleh karena itu untuk alasan keamanan, setiap penambang hanya boleh mengangkut belerang sehari maksimal 2 kali.

Cara Menuju ke Kawah Ijen
Untuk akses menuju ke Gunung Ijen, Anda dapat mengambil jalur atau rute dari Banyuwangi mengunakan kendaraan atau angkutan umum menuju ke Terminal Sasak Perot/Banjarsari. Di sini Anda harus ganti kendaraan minibus jurusan Licin, jarak Kota Banyuwangi ke Desa Licin sekitar 15 km. Jika menggunakan motor dan kendaraan pribadi dapat ditempuh sekitar 30 menit.
Dari Desa Licin, Anda dapat menuju ke arah Sodong yang berjarak sekitar 8 km. Sesampainya di Sodong, Anda dapat melanjutkan perjalanan lagi ke Paltuding sekitar 10 km. Sekitar 6 km sebelum Paltuding, Anda akan melewati tanjakan dan tikungan.
Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam), di tempat inilah Anda harus melaporkan aktifitas pendakian ke petugas PHPA dan membeli tanda masuk. Anda juga dapat menginap di Pos PHPA ini dengan biaya yang sangat terjangkau. Alternatif rute yang lain adalah Bondowoso – Wonosari – Tapen – Sempol – Paltuding.

Dari Paltuding berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km. Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur memiliki kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak, struktur tanahnya juga berpasir sehingga semakin menambah berat langkah kaki.
Setelah beristirahat di Pos Bunder (pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran), jalur selanjutnya relatif agak landai, selain itu Anda akan disuguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah. Untuk turun menuju ke kawah, Anda harus melintasi medan bebatuan sejauh 250 meter dengan kondisi yang terjal.
Tips
- Saat yang paling tepat menikmati keindahan Kawah Ijen adalah pada pagi hari. Sebaiknya lakukan persiapan yang cukup jika akan melakukan perjalanan di malam hari, karena medannya cukup berat.
- Jika ingin melihat Api Biru, pendakian harus dilakukan minimal jam 11 malam. Karena Api biru hanya terlihat jelas hingga jam 3 dini hari.
- Gunakan celana yang nyaman untuk melakukan pendakian, jangan gunakan celana berbahan jins. Serta gunakan sandal atau sepatu yang nyaman untuk mendaki gunung.
- Gunakan Jaket yang hangat serta penutup kepala dan telinga karena suhu di Gunung Ijen sangat dingin.
- Jangan lupa membawa masker, karena untuk menuju ke Kawah Ijen, Anda harus menyusuri jalan setapak melewati tebing, terkadang asap belerang tertiup angin melewati jalur tersebut.
- Dari Licin menuju Paltuding, perjalanan sebaiknya dilanjutkan menggunakan kendaraan berjenis Jip Offroad -terutama yang berpenggerak 4 roda. Karena sekitar 6 km sebelum Paltuding, medannya cukup berat.
- Demi alasan keamanan, pendakian ke Gunung Ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14.00 WIB. Karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian.
- Untuk informasi lebih lanjut atau informasi seputar pendakian, Anda bisa mengunjungi situs ini : banyuwangibagus.com